MAKALAH ETIKA BISNIS
ETIKA DAN FUNGSI-FUNGSI
ORGANISASI PERUSAHAAN

MOCH. RISAL ASRORI
01217011
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
Jl. Arief Rachman Hakim 51, Sukolilo – Surabaya (60117)
DAFTAR ISI
4. MANFAAT
ETIKA BISNIS DALAM PERUSAHAAN
5. PENGERTIAN
PERUSAHAAN DAN BISNIS
7. TUJUAN
ETIKA DALAM FUNGSI PERUSAHAAN
LATAR BELAKANG MASALAH
1. ETIKA BISNIS
Dengan Semakin Berkembangnya Zaman, Semakin Berkembang Pula
Teknologi-Teknologi Yang Ada. Bermunculnya Pula Beberapa Perusahaan Yang
Semakin Kompetitif Terhadap Pesaingnya. Adapun Perkembangan dunia bisnis yang semakin
mengglobal tentunya harus diimbangi dengan aturan-aturan yang saling
menguntungkan bisnis tersebut, sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan
dan pada gilirannya mendatangkan manfaat bersama.
Etika bisnis merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan oleh manajemen perusahaan, ketaatan pada etika dan
hukum adalah dasar yang kokoh, dalam hal
ini akan menentukan tindakan apa dan bagaimana yang akan dilakukan dalam
bisnisnya? Beretika dan bermoral bukan hanya tanggung jawab pelaku bisnis saja,
namun hal-hal yang terkait harus berupaya mendukung, sehingga diharapkan akan
terwujud situasi dan kondisi bisnis yang sehat, bermartabat pada akhirnya
bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan Negara.
Bisnis bisa dijalankan dengan cara
berbeda antara suatu negara atau organisasi atau perusahaan baik dari sisi
budaya, politik, hukum, ekonomi, perilaku maupun sudut pandang. Bisnis sudah
tak mengenal ruang dan waktu,Transaksi bisnis kini dapat diwujudkan tanpa harus
adanya pertemuan fisik pembeli dan penjual. Mereka bisa tinggal dimana saja,
dan kapan saja dapat menyelenggarakan aktivitas bisnisnya. Teknologi dan
Informasi (komunikasi) telah mengubah dunia yang begitu luas menjadi semakin
kecil, kini dunia seakan telah menjadi sebuah kampung besar yang dengan mudah
dijangkau manusia. Terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan dalam
pencapaian etika bisnis antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan
tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang
sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, menghindari sikap 5K
(Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang
benar itu benar, dll.
Etika merupakan suatu rambu rambu
yang mana dapat membimbing dan mengingatkan kepada suatu tindakan yang terpuji
(goodconduct) yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh pelaku bisnis,
masyarakat dan pemerintah yang mempunyai kaitan secara nasional atau bahkan
internasional. Artinya bila ada pihak terkait tidak mengetahui atau menyetujui
adanya etika moral, maka apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tidak akan
pernah terwujud.
Rumusan masalah : “ sebutkan
penegrtian dari Etika dan Fungsi-fungsi organisasi perusahaan”
2.
DEFINISI
ETIKA BISNIS
Menurut Muslich, etika bisnis
adalah suatu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan
bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal
(2004:9).
Menurut Sumarni, etika bisnis ini
terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan perilaku bisnis yang
mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha (1998:21).
Menurut Bertens, etika bisnis
bahkan lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan
standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena
dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur
oleh ketentuan hukum (2000). menurut Kartajaya (2010;62), mendefinisikan merek
sebagai: “Aset yang menciptakan nilai bagi pelanggan dengan meningkatkan
kepuasan dan menghargai kualitas.
Berdasarkan pernyataan diatas,
dapat disimpulkan bahwa etika bisnis merupakan
suatu pengetahuan tentang pengelolaan bisnis sesuai dengan norma yang ada. yang
mana, hal ini perusahaan dapat dianggap beretika buruk ketika tidak dapat mematuhi
aturan norma yang ada.
3. PRINSIP ETIKA BISNIS
Bisnis yang beretika ini
sebenarnya perlu dipandang dari tiga sudut pandang seperti yang dirumuskan oleh
Bertens (2013: 25):
1. Dari
sudut pandang ekonomi, bisnis yang baik adalah bisnis yang menghasilkan
keuntungan tanpa merugikan orang lain.
2. Dari
sudut pandang hukum, bisnis yang baik adalah bisnis yang tidak melanggar
aturan-aturan hukum.
3. Dari
sudut pandang moral, bisnis yang baik adalah bisnis yang sesuai dengan
ukuran-ukuran moralitas.
Sementara itu, menurut Sonny
Keraf (1998), ada lima prinsip yang bisa dijadikan suatu pedoman perilaku dalam
menjalankan praktik bisnis tersebut:
Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi menunjukkan sikap
kemandirian, kebebasan, dan tanggung jawab. Orang yang mandiri berarti orang
yang dapat mengambil suatu keputusan dan melaksanakan tindakan berdasarkan
kemampuan sendiri sesuai dengan apa yang diyakininya, bebas dari tekanan,
hasutan, dan ketergantungan kepada pihak lain.
Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan
sikap bahwa apa yang dipikirkan adalah apa yang dikatakan, dan apa yang
dikatakan adalah yang dikerjakan. Prinsip ini juga menyiratkan kepatuhan dalam
melaksanakan berbagai komitmen, kontrak, dan perjanjian yang telah disepakati.
Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menanamkan sikap
untuk memperlakukan semua pihak secara adil, yaitu suatu sikap yang tidak
membeda-bedakan dari berbagai aspek baik dari aspek ekonomi, hukum, maupun
aspek lainnya.
Prinsip saling Menguntungkan
Prinsip saling menguntungkan
menanamkan kesadaran bahwa dalam berbisnis perlu ditanamkan prinsip win-win
solution, artinya dalam setiap keputusan dan tindakan bisnis harus diusahakan
agar semua pihak merasa diuntungkan.
Prinsip Integritas Moral
Prinsip integritas moral adalah
prinsip untuk tidak merugikan orang lain dalam segala keputusan dan tindakan
bisnis yang diambil. Prinsip ini dilandasi oleh kesadaran bahwa setiap orang
harus dihormati harkat dan martabatnya.
4.
MANFAAT ETIKA
BISNIS DALAM PERUSAHAAN
Adapun manfaat penting dari etika bisnis jika dijalankan oleh sebuah
perusahaan, adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh
Kepercayaan Pelanggan
Dengan
Menerapkan etika bisnis di perusahaan akan mampu berdampak pada timbulnya
kepercayaan dari pelanggan. Salah satu etika tersebut misalnya adalah selalu
menerapkan kejujuran dalam bertransaksi dengan pelanggan. Banyak kasus terjadi,
pebisnis tega membohongi pelanggan demi mendapatkan keuntungan yang lebih
banyak.
2. Membuat
Pelanggan Baru Tertarik untuk Membeli Produk
Perusahaan
yang menerapkan etika bisnis dalam menjalankan usaha dapat menarik pelanggan
baru untuk membeli atau mengonsumsi produk tersebut. Hal ini tentu akan
menyebabkan penjualan dan keuntungan akan bertambah banyak.
- Membuat
Karyawan Betah
Etika bisnis
bukan hanya diterapkan terhadap pelanggan atau klien, tetapi juga kepada para
karyawan. Manajemen yang selalu mengedepankan etika dalam menjalankan roda
perusahaan pasti akan mengutamakan kesejahteraan dan kenyamanan karyawan
terlebih dahulu.Membuka peluang perusahaan untuk menetapkan harga jual yang
tinggi.
- Menarik
Perhatian Investor
Salah satu
keuntungan yang akan didapatkan oleh perusahaan yang selalu memegang etika
dalam berbisnis adalah lebih mudah memperoleh perhatian dari para calon
investor. Cepat atau lambat, perusahaan yang beretika akan tampil dengan
sendirinya karena nilai-nilai yang diyakini dan dipegangnya.Menjadi pembeda
atau ciri tertentu yang membedakan produk perusahaan dengan produk milik
kompetitor.
5. Menjadi
Perusahaan yang Berintegritas
Bagi perusahaan,
menerapkan etika dalam kegiatan berbisnis akan menciptakan nilai integritas.
Dalam sebuah bisnis, maupun dalam kehidupan sehari-hari, integritas adalah
kualitas yang sangat penting.
5. PENGERTIAN PERUSAHAAN DAN BISNIS
Definisi perusahaan menurut Basu
Swastha D.H. dan Ibu Sukotjo W, perusahaan adalah suatu organisasi produksi
yang menggunakan dan mengkoordinasikan sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan
kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.
Menurut Murti Sumarni dan John
Soeprihanto, perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah
sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan
tujuan untuk meperoleh keuntungan dan agar dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat.[1]
Sedangkan Pengertian bisnis
menurut Skinner (1992), bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang
saling menguntungkan atau memberi manfaat. Pada dasarnya, bisnis memiliki makna
sebagai “ the buying and selling of goods and service”. Sedangkan perusahaan
bisnis adalah suatu organisasi yang terlibat dalam pertukaran barang, jasa,
atau uang untuk menghasilkan keuntungan.
Berdasarkan pernyataan diatas
maka definisi dari perusahaan merupakan organisasi yang didalamnya terdapat
kegiatan produksi produk, pertukaran barang atau jasa dengan tujuan
menghasilkan keuntungan serta pemenuhan atas kebutuhan masyarakat.
6. FUNGSI-FUNGSI PERUSAHAAN
Berdirinya perusahaan akan menimbulkan
kegiatan yang akan dilakukan perusahaan untuk menunjang keberhasilan
operasional. Adapun fungsi perusahaan atau lebih umum disebut manajemen
perusahaan dibagi menjadi 5, yaitu:
1. Fungsi
Personalia
A.
Pengertian
Personalia
Organisasi merupakan wahana untuk mencapai
tujuan. Agar supaya pencapaian tujuan ini dapat dilaksanakan dengan baik,
diperlukan fungsi-fungsi. Pengertian fungsi adalah tugas-tugas yang dapat
dengan segera dibedakan dengan tugas-tugas yang lain. Sebagai pelaksanaan
fungsi-fungsi tersebut, diperlukan personalia-personalia yang diberi wewenang,
tanggung jawab dan pertanggungjawaban. Istilah personalia, personel atau
kepegawaiaan mengandung arti keseluruhan orang-orang yang berkerja pada suatu
organisasi. Dengan demikian manajemen personalia adalah manajemen yang
menitikberatkan perhatiannya kepada soal-soal pegawai atau personalia di dalam
suatu organisasi. Untuk lebih lengkapnya manajemen personalia itu dapat
dirumuskan sebagai berikut: “Manajemen Personalia adalah seni dan ilmu
memeperoleh, memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja sedemikian rupa sehingga
tujuan organisasi dapat direalisir secara berdaya guna dan berhasil dan adanya
kegairahan kerja dari para tenaga kerja.
B.
Jenis-
jenis Personalia
1) Tenaga
Eksekutif adalah yang mempunyai dua tugas pokok ialah mengambil berbagai
keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen : merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan , mengkoordinir dan mengawasi.
2) Tenaga
Operatif adalah merupakan tenaga terampil, yang menguasai bidang pekerjaannya,
sehingga setiap tugas yang dibebankan kepadanya dapat dilaksanakan dengan baik.
C.
Pembagian
Kerja Fungsi Personalia dan Lingkup manajemen Personalia
Dalam perusahaan kecil fungsi personalia
dilaksanakan langsung oleh pucuk pimpinan, jadi segala sesuatu yang berhubungan
dengan tenaga kerja, seperti penempatan, pelatihan, pendidikan, mutasi dan
promosi, kompensasi dan pemberhentian langsung menjadi tanggung jawab pucuk
pimpinan. Pada perusahaan besar sebagian dari aktivitas fungsi personalia
didelegasi kepada masing-masing manajer termasuk kepada kepala departemen
(bagian atau seksi) personalia. Pembagian kerja akan fungsi personalia, tidak
berarti bahwa segala masalah telah dapat diatasi. Bertambah besarnya perusahaan
dan semakin kompleksnya aktivitas perusahaan bukan saja menambah kesibukan
fungsi pokok. Tetapi pula fungsi personalia. Dibentuknya unit personalia tidak
berarti bahwa segala aktivitas mengenai fungsi personalia hanya dikerjakan oleh
unit personalia.
Unit Personalia tidak sama statusnya misalnya
dengan Unit Produksi atau Unit Pemasaran, sebab Unit Personalia merupakan
sebuah “services departement” (bagian pembantu). Unit personalia, berstatus
sebagai tenaga staff, ia sering disebit “a specialized staff”. Sebagai “a
specialized staff” maka unit personalia, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Terbatas
dalam pemberian nasihat dan bantuan dan tidak mempunyai kekuasaan terhadap
elemen-elemen lain di didalam organisasi.
2) Nasihat
dan bantuan yang diberikan ditujukan kepada seluruh bagian.
3) memberikan
nasihat dan bantuan khusus di bidang personalia.
Pada umumnya yang dilaksanakan dalam suatu
perusahaan mengenai tugas-tugas personalia ada tiga yaitu:
1) Procuring
(memperoleh tenaga kerja), meliputi :
·
membuat anggaran tenaga kerja.
·
menarik tenaga kerja.
·
membuat job analysis, job description, dan
job specification.
·
menetapkan dan menghubungi sumber-sumber
tenaga kerja.
·
mengadakan seleksi terhadap calon tenaga
kerja.
2) Developing
(memajukan atau mengembangkan tenaga kerja), meliputi :
·
melatih dan mendidik tenaga kerja.
·
mempromiosikan dan memindahkan tenaga kerja.
·
mengadakan penilaian kecakapan tenaga kerja.
3) Mantaining
(memanfaatkan tenaga kerja), meliputi :
·
memberhentikan tenaga kerja.
·
memensiunkan tenaga kerja.
·
memberi kompensasi.
·
mengurus kesejagteraan pegawai termasuk
pembayaran upah, perumahan, rekreasi, pengobatan dan lain sebagainya.
2. Fungsi
Pemasaran
A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran (marketing) adalah suatu
aktifitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang ada melalui penciptaan
proses pertukaran yang saling menguntungkan. Aktifitas pemasaran tersebut
antara lain : perencanaan produk, kebijakan harga, melakukan promosi,
distribusi, penjualan, pelayananan, membuat strategi pemasaran, riset
pemasaran, system informasi pemasaran dan lain-lain yang terkait dengan
pemasaran. Difinisi lain dari pemasaran adalah sistem keseluruhan
dari kegiatan usaha yang ditujukan untukmerencanakan , menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Adapun konsep pemasaran itu sendiri adalah
sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan
syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.[3] Dalam konsep pemasaran tersebut
terdapat tiga elemen pokok, yaitu:
1) Orientasi
konsumen yang meliputi ;
- Menentukan
kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
- Memilih
kelompok pembeli yang menjadi sasaran penjualan.
- Menentukan
produk dan program pemasarannya.
- Mengadakan
penelitian pada konsumen, untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan,
sikap, serta tingkah laku mereka.
2) Volume
penjualan yang menguntungkan
Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk
memperoleh laba yang maksimal. Laba itu sendiri merupakan pencerminan dari
usaha-usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk
memberikan kepuasan tersebut perusahaan dapat menyediakan atau menjual barang
dan jasa yang paling baik dengan harga yang layak.
3) Koordinasi
dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan
Artinya setiap orang dan setiap bagian dalam
perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang dikoordinir untuk
memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk
mencapai tujuan perusahaan maka ketiga elemen tersebut harus dilaksanakan
secara efektif dan efisien.
B. Fungsi Pokok Pemasaran
1) Penjualan
merupakan sumber pendapatan yang diperlukan
untuk menutup ongkos-ongkos dengan harapan bisa mendapat laba.
2) Pembelian
bertujuan memilih barang-barang yang dibeli
untuk dijual atau untuk digunakan dalam perusahaan dengan harga, pelayanan dari
penjualan dan kualitas produk tertentu.
3) Pengangkutan
merupakan fungsi pemindahan barang-barang
dari tempat barang dihasilkan ke tempat barang dikonsumsikan.
4) Penyimpanan
merupakan fungsi menyimpan barang-barang pada
saat barang selesai diproduksi sampai pada saat barang dikonsumsikan.
5) Pembelanjaan
adalah fungsi mendapatkan modal dari sumber
ekstern guna menyelenggarakan kegiatan pemasaran.
6) Penanggungan
resiko
adalah fungsi menghindari dan mengurangi
resiko yang berkaitan dengan pemasaran barang. Tiap-tiap perusahaan menghadapi
bermacam-macam resiko:
- resiko yang timbul dari alam
- resiko yang ditimbulkan oleh manusia
- resiko yang ditimbulkan dari pasar
7) Standarisasi
dan Grading
Standarisasi adalan penentuan batas-batas
dasar dalam bentuk spesifikasi barang-barang hasil manufaktur , kadang-kadang
disebut normalisasi, misalnya :
- ukuran jumlah (rim untuk kertas)
- ukuran kapasitas (lt)
- ukuran fisik (4r untuk ban motor)
8) Pengumpulan
Informasi Pasar
adalah pengumpulan dan penafsiran
keterang-ket erangan tentang macam barang yang beredar di pasar, jumlahnya,
macam barang yang dibutuhkan konsumen, harganya dan lain-lain.
C. Tahapan Pemasaran
1) Pemasaran
Swadaya (Entrepreneuriel marketing)
Ketika perusahaan masih kecil dan baru
berdiri, dimana jumlah produk yang dijual tidak begitu banyak dan pengusaha
baru belajar, maka pemasaran dilakukan dari individu ke individu, dari pintu ke
pintu, toko ke toko, serta memasarkan sendiri-sendiri.
2) Pemasaran
Terformulasi (Formulated Marketing)
Ketika perusahaan mulai naik daun atau sukses
dan berkembang, diperlukan pemasaran yang terformulasikan. Ada departemen
pemasaran, pemasangan iklan, sales force, marketing research dan lain-lain.
3) Pemasaran
Total (Interpreneurial Marketing)
Ketika sudah menerapkan pemasaran
terformulasi, maka muncul kesulitan dalam memformulasikan pemasaraan, mencari
laporan riset pemasaran, mencoba hubungan baik dengan dealer dan pesan-pesan
iklan. Perusahaan kehabisan kreativitas, dan berkeinginan bergerilya seperti
dulu lagi. Manager produk dan merk perlu keluar dari kantor dan mulai hidup
dengan pelanggan dan menunjukkan cara baru menambah nilai dalam hidup
pelanggannya.
D. Tujuan Pemasaran
1) Memaksimumkan
Konsumsi
Anggapan dasar dan tujuan memaksimumkan
konsumsi mi adalah bahwa semakin banyak konsumen membeli dan memakai suatu
produk akan lebih baik karena konsumsi yang maksimum pada akhirnya akan
menciptakan produksi, kesempatan kerja, dan kesejahteraan masyarakat secara
umum.
2) Memaksimumkan
Kepuasan Konsumen
Kepuasan adalah tingkat proses seseorang
setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dia rasakan dengan harapannya. Pada
umumnya kalau kinerja/ hasil dibawah harapan konsumen akan kecewa atau merasa
tidak puas. Kalau kinerja/hasil sama dengan apa yang diharapkannya konsumen
puas, dan kalau di atas harapannya maka konsumen akan merasa sangat puas.
3) Memaksimumkan
Pilihan
Sistem pemasaran juga dipercaya akan
menyebabkan timbulnya beranekaragam produk, baik itu produk dan satu produsen,
maupun produk dan para pesaing. Dengan adanya beraneka ragam produk maka
konsumen atau pembeli memiliki kekuatan adu tawar (bargaining power) yang lebih
tinggi. Konsumen berhak memilih produk mana yang ia sukai sesuai dengan
keinginan dan daya beli masing-masing.
4) Memaksimumkan
Kualitas Hidup
Tujuan pemasaran yang meningkatkan kualitas
hidup merupakan tujuan yang bernilai bagi sistem pemasaran. Dengan adanya
sistem pemasaran, kualitas, persediaan, dan harga barang akan lebih berkembang
yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan atau kualitas hidup
masyarakat.
3. Fungsi
Produksi
A.
Pengertian Produksi
Produksi adalah semua kegiatan untuk
menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa, dengan memanfaatkan
faktor-faktor produksi yang tersedia. Proses produksi Yaitu cara, metode
atau teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang/jasa dengan
menggunakan factor-faktor produksi yang ada.[4]
Pada masa sekarang ini semakin banyak barang
atau jasa yang dijual-belikan dan dikonsumsi oleh masyarakat. Barang dan jasa
tersebut dapat dibeli dalam jumlah, kualitas, model, ukuran yang beraneka
ragam. Usaha ini dilaksanakan melalui system produksi , dengan mengubah
factor-faktor produksi yang terjadi sehingga menjadi barang atau jasa. Tanpa
adanya perencanaan yang masak maka kemungkinan akan terjadi penyimpangan dalam
proses produksi perusahaan, baik dalam kualitas, model, kuantitas maupun
ketepatan waktu penerimaan barang/jasa. Perencanaan produksi juga berguna untuk
membandingkan antara rencana dengan kenyataannya, sehingga apabila terjadi
penyimpangan, maka akan segera dapat dilakukan tindakan koreksi sebelum
produk/jasa dikeluarkan dari pabrik.[5]
Adapun perencanaan atau manajemen produksi Adalah
kegiatan untuk mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu
barang atau jasa. Untuk mengatur ini perlu dibuat keputusan-keputusan yang
berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang atau jasa yang
akan dihasilakan sesuai dengan direncanakan.
B.
Proses Produksi
Menurut sifat Proses Produksi, pengolahan
produk dapat dibedakan atas :
1) Proses
ekstratif
Disini produksi mengambil bahan-bahan
langsung dari alam. Proses ini terdapat dalam industri produksi dasar.
2) Proses
Fabrikasi (Proses Pengubahan)
Yaitu suatu proses pengolahan bahan
mentah menjadi barang jadi dalam bentuk yang lain.
3) Proses
Analitik
Proses ini memisahkan suatu bahan menjadi
beberapa macam bahan yang mirip dengan bentuk aslinya.
4) Proses
Sintetik
Adalah suatu proses pengkombinasian beberapa
bahan kedalam satu bentuk produk dan produk akhir akan sangat berbeda dengan
bentuk aslinya karena ada perubahan fisik atau kimia.
5) Proses
Perakitan
Poses yg dilakukan dengan cara menggabungkan
komponen-komponen sehingga menjadi produk akhir dan produk akhir tersebut
terdiri dari komponen yang saling berhubungan.
C. Jenis-jenis
Proses Produksi
1) Proses
Produksi terus-menerus ( Continuous Process )
Jenis proses ini biasanya untuk membuat
produk secara massa atau dalam jumlah yang besar. Contoh : industri pupuk ,
semen, makanan dalam kaleng, minuman dalam botol.
2) Proses
Produksi terputus-putus
Jenis proses ini biasanya digunakan untuk
melayani pesanan yang bisa berbeda-beda dalam hal jumlah kualitas, disain
maupun harganya. Contoh : Perusahaan percetakan, Perusahaan mebel.
D.
Pemilihan
Pola Produksi
Penjualan perusahaan berbeda-beda pada setiap
bulannya, oleh karenanya ada pilihan untuk melayani penjualan
tersebut, meliputi :
1) Stabilitas
Produksi
Dengan cara ini pola produksi ditetapkan
stabil dari waktu ke waktu. Fluktuasi penjualan akan ditutup dengan persediaan
produk akhir.
2) Stabilitas
persediaan akhir
Jumlah persediaan akhir ditentukan sama dari
waktu ke waktu . Fluktuasi penjualan, langsung ditutup oleh produksi penjualan.
Oleh karena itu produksi akan berfluktasi sesuai dengan jumlah penjualan.
3) Produksi
dan persediaan akhir tidak stabil
Metode ini mengikuti fluktuasi penjualan,
baik dalam produksinya maupun dalam persediaannya , sebab dapa mengurangi
fluktuasi penjualan itu sendiri. Di dalam menetapkan pola produksi maka hal itu
tergantung volume penjualan perusahaan, disamping itu juga harus dilihat
besarnya tambahan biaya (incremental cost) yang timbul pada pemilihan
pola produksi.
e. Faktor-faktor
yang mempengaruhi luas produksi
1) Tersedianya
bahan baku
2) Tersedianya
kapasitas mesin
3) Tersedianya
tenaga kerja
4) Batasan
permintaan
5) Tersedianya
factor produksi lainnya
f. Pengendalian
Produksi
1) Planning
Yaitu untuk menentukan produk apa dan
beberapa banyak akan diproduksikan dan direncanakan seluruh kegiatan produksi
mulai saat masuknya bahan-bahan mentah sampai produk selesai dibuat.
2) Routing
Merupakan urutan penyelesaian pekerjaan dari
bahan mentah sampai produk selesai. Dan tujuan Routing adalah untuk memperkecil
adanya kesalahan dalam proses produksi.
3) Scheduling
Yaitu penentuan kapan suatu pekerjaan harus
dimulai dan kapan harus selesai.
4) Dispatching
Merupakan perintah untuk mulai bekerja kepada para
pekerja.
5) Follow
up
Merupakan tindak lanjut dalam urutan proses
produksi untuk menjaga agar Routing, Scduling dan Dispatching sesuai rencana
serta untuk menghindari kegagalan proses produksi.
Dengan pengendalian produksi diperoleh
keuntungan- keuntungan :
1) membantu
tercapainya operasi produksi secara efesien dari perusahaan.
2) lebih
menyederhanakan prosedur pekerjaan.
3) mempertinggi
modal pekerja karena mereka bekerja secara jelas dengan disertai pengendalian.
4. Fungsi Akuntansi
A. Pengertian akuntansi dan fungsinya bagi
perusahaan
Akuntansi adalah seni dalam mengukur,
berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas,
akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi bertujuan
untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan
oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya,
seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat
dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah
suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis
dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing,
satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah
suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu
organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi
tak dijamin sepenuhnya-mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip
akuntansi yang berterima umum. Setiap sistem utama akuntansi akan melaksanakan
lima fungsi utamanya, yaitu :
1) Mengumpulkan
dan menyimpan data dari semua aktivitas dan transaksi perusahaan.
2) Memproses
data menjadi informasi yang berguna pihak manajemen.
3) Memanajemen
data-data yang ada kedalam kelompok-kelompok yang sudah ditetapkan oleh
perusahaan.
4) Mengendalikan
kontrol data yang cukup sehingga aset dari suatu organisasi atau perusahaan
terjaga.
5) Penghasil
informasi yang menyediakan informasi yang cukup bagi pihak manajemen untuk
melakukan perencanaan, mengeksekusi perencanaan dan mengkontrol aktivitas.
Dalam merencanakan fungsi akuntansi pada
suatu perusahaan harus terlebih dahulu mengidentifikasikan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap informasi akuntansi. Kemudian perusahaan harus
mengetahui informasi apa yang dibutuhkan oleh mereka. Selanjutnya dirancang
struktur organisasi dan sistem informasi akuntansi yang dapat memenuhi
kebutuhan informasi pemakai tersebut. Rancangan ini dengan memperhatikan sistem
pengendalian intern (internal control system) yang memadai. Sistem pengendalian
intern ini penting artinya dengan tujuan:
1) Menjamin
terjaganya kekayaan perusahaan.
2) Menjaga
keandalan informasi akuntansi.
3) Mendorong
terciptanya efisiensi.
4) Memastikan
ditaatinya prosedur di dalam perusahaan.
b. Pihak-pihak
yang berkepentingan dalam sistem akuntansi
1) Investor
Mereka membutuhkan informasi akuntansi untuk
membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi
tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi akuntansi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
2) Karyawan
Karyawan dan kelompok – kelompok yang
mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan
pascakerja, dan kesempatan kerja.
3) Pemasok
atau suplier
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik
dengan informasi akuntansi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada
pemberi pinjaman kecuali sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
4) Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada
di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi
untuk mangatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai
dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
5. Fungsi
Ekonomi
A.
Pengertian Ekonomi
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas, dengan
alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Sedangkan perusahaan adalah suatu
unit kegiatan produksi yang mengolah sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan
barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk meperoleh keuntungan dan
agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Jadi didalam setiap aktivitas yang
dilakukan perusahaan itu sudah merupakan kegiatan ekonomi, seperti melakukan
produksi, distribusi, dan konsumsi. Dengan demikian fungsi ekonomi perusahaan
meliputi kegiatan kegiatan yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu :
1) Melakukan
kegiatan produksi
2) Melakukan
kegiatan konsumsi
3) Melakukan
kegiatan distribusi atau pemasaran (marketing).
Ekonomi perusahaan secara umum bisa di
definisikan sebagai upaya organisasi produksi yang digunakan cara atau tindakan
untuk mengkoordinir segala sumber ekonomi yang ada guna pemenuhan
kebutuhan. Tindakan yang diambil
dilakukan dan ditempuh untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya.
B. Tugas pokok ekonomi perusahaan
Ekonomi perusahaan memiliki tugas utama
menjelaskan bagaimana ekonomi yang terjadi dalam sebuah perusahaan. Tugas ini seperti, menganalisa, memonitoring,
menyelidiki, dan berbagi tugas lain terkait keberlangsungan perusahaan.
Ekonomi perusahaan wajib menjelaskan segala
gambaran bagaimana perusahaan berjalan. Bias dikatakan,
ekonomi perusahaan jadi pemegang bagi pemegang perusahaan, sebagai pedoman dan
kendali penting dalam memimpin jalannya perusahaan yang di inginkan.
C. Ruang lingkup ekonomi
perusahaan
Berdarkan jenis lapangan usaha, ekonomi perusahaan membedakan
menjadi tiga kelompok, yaitu industri primer, industri sekunder, dan industri
tersier. Industri primer mengelola kekayaan yang bersumber dari alam. Misalnya
industri perikanan, pertanian, pertambangan, dan lain-lain. Industri sekunder
adalah industri yang menghasilkan barang atau barang jadi atau setengah jadi.
Seperti industri motor, pakaian, dan mobil. Sedangkan industri tersier adalah
industri yang menghasilkan jasa, misalnya penyewaan, pemberian pinjaman daln
lain-lain.
7. TUJUAN ETIKA DALAM FUNGSI PERUSAHAAN
Pada
dasarnya Etika bertujuan untuk menilai suatu perbuatan antara yang baik dengan
yang salah, etika juga bertujuan untuk membatasi seseorang untuk tidak
bertindak semena-mena yang dapat merugikan dirinya serta pihak-pihak lain
terkait dalam hubungannya dengan organisasi perusahaan.
1.
Fungsi
Etika dalam Perusahaan
Etika
merupakan hal yang mungkin saja sangat mudah bagi kita untuk melakukannya.
Namun tak sedikit orang yang mengabaikan atau bahkan mungkin tidak tahu akan
pentingnya etika bagi kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan lingkungan
perusahaan dimana tempat ia bekerja. Berikut ini merupakan fungsi-fungsi dari
etika, yaitu :
2.
Kebiasaan
Beretika
Fungsi
etika yang pertama adalah kebiasaan beretika, maksudnya adalah dengan adanya
etika diharapkan seseorang dapat membiasakan dirinya untuk terus beretika
dengan baik dan benar hingga menjadikan kebiasaan bagi dirinya dalam melakukan
suatu pekerjaan. Contoh dari penerapan kebiasaan beretika ini sangat sederhana,
misalkan seorang karyawan selalu datang ke kantor tepat waktu
3.
Meningkatkan
Efisiensi dan Efektifitas Dalam Produksi Pasar
Fungsi
ini berkaitan dengan fungsi yang pertama, terbukti etika dapat meningkatkan
efisiensi dan efektifitas dalam produksi pasar karena apabila seseorang
menerapkan etika yang baik dalam bekerja, maka sudah dapat dipastikan bahwa
hasil yang akan diperoleh dari pekerjaannya tersebut akan menghasilkan hasil
yang efektif dan efisien, khususnya dalam hal produksi kebutuhan pasar.
Contohnya, seseorang bekerja sesuai dengan etika bisnis atau aturan yang
berlaku dalam sebuah perusahaan akan menghasilkan tingkat produksi pasar yang
baik / banyak dengan cara yang efektif dan efisien.
4.
Meningkatkan
Standar Nasional Kehidupan yang Bahagia dan Makmur.
Fungsi
yang ketiga ini juga mempunyai kaitan dengan fungsi yang pertama maupun yang
kedua. Apabila sebuah perusahaan sudah berhasil untuk meningkatkan efekftifitas
dan efisiensi dalam produksi pasar maka hal tersebut sudah bisa kita nilai
bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang bagus, kinerja perusahaan yang bagus dapat
meningkatkan taraf atau standar nasional kehidupan bangsa yang bahagia yang
makmur, karena seperti yang kita ketahui bahwa sebuah negara maju dinilai dari
tingkat pertumbuhan ekonomi, dan tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut dapat
dilihat pada jumlah perusahaan atau badan usaha yang mempunyai kinerja yang
baik.
8. KESIMPULAN
Dengan Semakin Berkembangnya Zaman, Semakin Berkembang Pula
Teknologi-Teknologi Yang Ada. Bermunculnya Pula Beberapa Perusahaan Yang
Semakin Kompetitif Terhadap Pesaingnya. Adapun Perkembangan dunia bisnis yang
semakin mengglobal tentunya harus diimbangi dengan aturan-aturan yang saling
menguntungkan bisnis tersebut, sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan
dan pada gilirannya mendatangkan manfaat bersama.
Etika merupakan suatu rambu rambu
yang mana dapat membimbing dan mengingatkan kepada suatu tindakan yang terpuji
(goodconduct) yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh pelaku bisnis,
masyarakat dan pemerintah yang mempunyai kaitan secara nasional atau bahkan
internasional. Artinya bila ada pihak terkait tidak mengetahui atau menyetujui
adanya etika moral, maka apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tidak akan
pernah terwujud.
9. REFERENSI
https://pengantarmanajemen2013.files.wordpress.com/2013/10/bahan-kuliah-4.pdf
http://cyntiamanajemen-umg.blogspot.com/2013/12/konsep-dasar-etika-manajemen.html
Bayu Pramutako. 2013. Fungsi manajemen pemasaran,diakses
pada 19 April 2016 Melalui
(http://shelmi.wordpress.com/2009/07/09/manajemen-sumber-daya-manusia/).
Nur Aqmala. 2015. Perusahaan dan bentuk perusahaan, diakses
pada 19 April 2016 Melalui (http://chalouiss.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-dan-bentuk-perusahaan-atau).
No comments:
Post a Comment